PEMANASAN GLOBAL ANCAM MANUSIA

Aksi Tutup Mulut Warnai Hari Bumi

KENDARI-Komunitas Hijau Sultra dan gabungan Pecinta Alam Kendari menggelar aksi damai dalam memperingati hari bumi, kemarin (22/4) di depan eks MTQ Kendari. Berbagai aktraksi mewarnai aksi mereka. Komunitas Hijau Sultra memilih untuk menutup mulut, sedang gabungan Pecinta Alam Kendari menunjukkan dampak pemanasan global yang mengancam bumi.

Kedua kelompok tersebut menggelar aksi damai pada waktu yang hampir bersamaan di lokasi yang sama. Lebih awal, Komunitas Hijau melakonkan dramatisasi tutup mulut dan membagikan pesan moral untuk menjaga bumi.



Tak lama setelah Komunitas Hijau mengakhiri lakonnya, gabungan Pecinta Alam Kendari melanjutkan perannya. Beberapa diantara mereka lumpuh, dijangkiti berbagai penyakit dan tak mampu beradaptasi dengan kondisi bumi. Aksi tersebut menunjukan, awal kehancuran bumi dengan ancaman pemanasan global.

Korlap Komunitas Hijau Sultra, Tomi AK mengatakan, aksi tersebut merupakan media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga bumi. Tak bisa dipungkiri, dari sekitar 2 ribuan luas daratan Sultra, hanya 10 persen hutan konservasi, selebihnya jadi hutan produksi.

"Malah pemerintah mewacanakan akan menurunkan status kawasan hutan lindung menjadi hutan produksi, bukan hutan konservasi. Tak hanya itu, pembukaan lahan penambangan akan menjadi ancaman bagi bumi karena akan menghancurkan komposisi tanah di sekitar tambang," terang Tomi.

Pecinta Alam Kendari juga cukup prihatin dengan kondisi alam yang dicemari manusia tak bertanggung jawab. Berbagai pembuangan limbah dari pabrik raksasa menyebabkan pencemaran lingkungan dinilai sebagai salah satu penyebab ancaman pemanasan global.

Dalam momen tersebut, mereka mengimbau agar kesadaran mendasar dari masyarakat secara menyeluruh dapat menjaga keselamatan bumi. Perkembangan teknologi dan kemajuan pembangunan saat ini disepadankan dengan upaya menjaga bumi.

"Langkah yang dapat ditempuh dengan menjaga dan menggunakan sumber daya alam sesuai dengan kebutuhan. Meminimalisir penggunaan rumah kaca, mengurangi proses pencemaran lingkungan, menolak pertambangan besar-besaran dan memilih pemimpin yang pro terhadap lingkungan," jelas Irwansyah, Koordinator gabungan Pecinta Alam Kendari.(cr3)